![]() |
Asean Univeristy International Malaysia - Foto Istimewa |
Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Resmi Jabat Dean of Law ASEAN University International Malaysia dalam Sidang Senat Terbuka yang Bersejarah
Kuala Lumpur, 18 Juli 2025
– Sebuah momen bersejarah kembali terukir dalam catatan akademik Asia Tenggara.
Dalam balutan suasana megah dan penuh kehormatan, Sidang Senat Terbuka ASEAN
University International Malaysia yang digelar di Intercontinental Hotel, Kuala
Lumpur, sukses mengukuhkan tidak hanya gelombang baru sarjana, magister, dan
doktor, tetapi juga menyambut kehadiran tiga profesor baru serta penunjukan
resmi Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, SH, LL.M, M.Mar, MBA, DBA, Ph.D. sebagai Dean
of Law (Dekan Fakultas Hukum) di universitas prestisius tersebut.
Acara ini dipimpin langsung oleh President
of ASEAN University International Malaysia, Prof. Dr. H. Suhendar, SE,
SH, LL.M, Ph.D., yang dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan
harapannya kepada seluruh lulusan, serta menyoroti peran penting para akademisi
senior dalam membimbing generasi ilmuwan masa depan di Asia Tenggara dan dunia.
Figur Multidisipliner yang
Menginspirasi Asia Tenggara
Di antara gemerlap sorotan lampu
panggung dan tepuk tangan meriah dari tamu kehormatan internasional, sorotan
utama tertuju pada Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono. Sosoknya dikenal luas
sebagai seorang nakhoda profesional, akademisi lintas disiplin,
dan pemimpin pendidikan tinggi yang visioner. Penunjukannya sebagai Dean
of Law ASEAN University International Malaysia menjadi simbol kepercayaan
dan penghargaan tinggi atas dedikasi serta kontribusinya yang luar biasa di
dunia hukum internasional, kemaritiman, dan pendidikan global.
Sebagai seorang Kapten Kapal Niaga
dengan lisensi internasional dan pengalaman pelayaran global, Prof. Capt. Eddy
bukan hanya mengarungi samudera fisik, tapi juga telah menapaki samudera ilmu
pengetahuan. Ia adalah pemegang lebih dari tujuh gelar akademik,
termasuk empat gelar doktor dan berbagai gelar magister hukum serta bisnis
internasional dari berbagai institusi bergengsi. Keahliannya melintasi bidang
hukum maritim, manajemen risiko pelayaran, bisnis global, hingga filsafat
kehidupan pelaut.
Penunjukannya sebagai Dekan Fakultas
Hukum menjadi tonggak baru dalam pengabdiannya membentuk sistem pendidikan
hukum yang lebih adaptif terhadap dinamika regional, global, serta tantangan
teknologi di era Revolusi Industri 5.0.
Pidato Dekan: Tentang Kepemimpinan
Hukum yang Humanis dan Progresif
Dalam pidatonya di depan para
wisudawan dan hadirin, Prof. Capt. Eddy mengangkat tema “Keadilan di Era
Transformasi: Integrasi Hukum, Teknologi, dan Nilai Kemanusiaan”. Ia
menekankan bahwa hukum bukan hanya sekadar aturan tertulis, tetapi manifestasi
dari keadilan, etika, dan tanggung jawab sosial yang harus senantiasa relevan
dengan perubahan zaman.
“Kita tidak sedang mencetak ahli hukum
yang hanya mampu mengutip pasal, tetapi pemimpin masa depan yang mampu
menafsirkan hukum dengan hati, membela kemanusiaan, dan menjembatani tantangan
dunia digital dan multikultural,” tegas Prof. Capt. Eddy dalam
pidatonya yang disambut standing ovation.
Ia juga menyerukan pentingnya pendekatan
transdisipliner dalam pendidikan hukum, agar lulusan hukum tidak hanya
paham teori, tetapi juga mampu menavigasi kompleksitas hukum laut
internasional, perjanjian perdagangan digital, hingga perlindungan hak-hak
pekerja lintas negara, khususnya di sektor maritim yang selama ini menjadi
fokus pengabdiannya.
Sidang Senat yang Meriah: 3 Guru
Besar, 9 Doktor, dan Harapan Baru
Sidang Senat Terbuka ini juga menjadi
momen bersejarah bagi ASEAN University International Malaysia karena berhasil
mengukuhkan tiga orang profesor baru, yang masing-masing berasal dari
bidang hukum, ekonomi, dan teknologi pendidikan. Tak kalah penting, sebanyak 9
mahasiswa program doktoral (Ph.D.), 4 lulusan magister, dan 2
sarjana resmi diwisuda dalam suasana penuh khidmat.
Presiden Universitas, Prof. Dr. H.
Suhendar, SE, SH, LL.M, Ph.D., dalam pidatonya mengungkapkan bahwa momen
ini adalah hasil dari perjuangan panjang, konsistensi dalam mutu akademik,
serta sinergi kuat antarnegara anggota ASEAN untuk memajukan kualitas
pendidikan tinggi.
“Kami bukan hanya universitas
internasional secara nama, tapi secara visi, jejaring, dan kontribusi konkret.
Dengan kehadiran tokoh-tokoh hebat seperti Prof. Capt. Eddy, kami yakin arah
pendidikan ASEAN akan lebih maju dan berkarakter,”
ujar Prof. Suhendar.
Kehadiran Tokoh Regional dan
Internasional
Acara tersebut juga dihadiri oleh
perwakilan dari berbagai institusi pendidikan tinggi di Asia, pejabat kedutaan
besar dari negara-negara ASEAN, tokoh-tokoh hukum internasional, serta asosiasi
profesional dari sektor maritim dan bisnis. Semua tamu menyampaikan selamat
atas pencapaian luar biasa universitas dan secara khusus memberikan
penghormatan kepada Prof. Capt. Eddy atas dedikasi dan kontribusinya dalam
pengembangan hukum maritim dan pendidikan hukum regional.
Kehadirannya di podium tidak hanya
sebagai simbol akademik, tapi juga sebagai representasi “Scholar-Seafarer”,
yakni seorang pemikir yang berakar dari pengalaman lapangan dan kini membawa
semangat transformasi hukum dengan pendekatan humanistik dan maritim yang khas.
Dari Kapal ke Kampus: Filosofi
Kepemimpinan Prof. Capt. Eddy
Kisah hidup Prof. Capt. Eddy adalah
inspirasi nyata. Di tengah kesibukannya sebagai nakhoda kapal niaga lintas
benua, ia tetap menempuh pendidikan hingga jenjang doktor empat kali,
menyelesaikan studi teologi, hukum, dan manajemen dengan predikat terbaik.
Dalam wawancara khusus seusai acara, beliau mengungkapkan bahwa lautan
adalah guru sejatinya.
“Laut mengajarkan saya tentang
disiplin, kehati-hatian, keberanian, dan rasa hormat terhadap kehidupan. Semua
nilai itu saya bawa ke ruang kelas dan ke dalam sistem pendidikan hukum yang
saya bangun,” ungkapnya penuh refleksi.
Sebagai Dekan, ia kini mengusung visi integrasi
antara teori hukum, kebijakan global, dan praktik langsung di lapangan,
khususnya dalam menyuarakan hak-hak pelaut, isu keadilan maritim, hukum
lingkungan laut, serta digitalisasi hukum dalam perdagangan lintas negara.
Kontribusi Akademik dan Gagasan Global
Selain dikenal sebagai pemimpin, Prof.
Capt. Eddy juga aktif menulis buku-buku ilmiah dan populer seputar kepemimpinan
maritim, kecerdasan emosional dalam hukum, ekonomi biru, hingga filsafat
kehidupan pelaut di era teknologi 5.0. Beberapa karya terbarunya bahkan
sedang dalam proses publikasi internasional di jurnal bereputasi Scopus dan
Springer.
Universitas juga mengumumkan bahwa
dalam waktu dekat, di bawah kepemimpinan Prof. Capt. Eddy, Fakultas Hukum akan
meluncurkan Pusat Studi Hukum Maritim dan Teknologi ASEAN yang berfungsi
sebagai wadah riset, kolaborasi internasional, serta inkubasi gagasan hukum
berbasis inovasi digital.
Membuka Jalan Baru untuk Generasi
ASEAN
Penunjukan Prof. Dr. Capt. Eddy
Sumartono sebagai Dean of Law di ASEAN University International Malaysia bukan
hanya sekadar posisi administratif. Ini adalah simbol transisi kepemimpinan
akademik yang menyatukan antara intelektualitas, integritas, dan pengalaman
nyata. Di tengah perubahan cepat dunia global, ASEAN membutuhkan tokoh yang
tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memahami denyut kehidupan dan
tantangan masyarakat regional.
Melalui perannya ini, Prof. Capt. Eddy
diharapkan mampu memperkuat jejaring hukum internasional ASEAN, memperluas
diplomasi pendidikan, dan membangun jembatan antara dunia akademik, industri,
serta sektor pemerintahan di seluruh Asia Tenggara.
Penutup: Sebuah Titik Awal Perubahan
Hari itu bukan sekadar upacara
kelulusan dan pengukuhan, melainkan peristiwa yang membuka lembaran baru dalam
sejarah pendidikan hukum di ASEAN. Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono dengan segala
pengalamannya, telah menjadi simbol harapan baru bahwa ilmu hukum dapat
hidup, membumi, dan menjadi alat perubahan sosial yang nyata.
Sebagaimana beliau tutup dalam
sambutannya:
“Ilmu hukum tidak boleh hanya tinggal
di ruang kuliah, tapi harus berlayar ke tengah masyarakat, membela yang lemah,
dan membentuk peradaban yang adil dan bermartabat.”
Selamat kepada Prof. Capt. Eddy atas
jabatan barunya. Semoga terus menjadi mercusuar ilmu dan teladan kepemimpinan
lintas samudera dan generasi.
******
Ditulis oleh: Tim Redaksi Berita Global ASEAN
Kuala Lumpur, Malaysia | 18 Juli 2025