• Jelajahi

    Copyright © Fakta Liputan Indonesia
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Halaman

    Refleksi Akhir 2025: Buku ke-15 Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Mengangkat Hak dan Martabat Awak Kapal

    Selasa, 30 Desember 2025, Desember 30, 2025 WIB Last Updated 2025-12-30T02:10:27Z
    masukkan script iklan disini

    Keterangan Foto:
    Sampul buku Hukum Perlindungan Awak Kapal: Standar Internasional, Kesejahteraan, dan Etika Maritim Modern, karya Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, DBA., Ph.D., yang dirilis sebagai buku ke-15 menjelang akhir tahun 2025.


    Jakarta, 2025 - 

    Menjelang penutupan tahun 2025, dunia maritim kembali disuguhkan sebuah karya penting yang sarat nilai dan makna. Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, DBA., Ph.D., akademisi sekaligus praktisi pelayaran, merilis buku ke-15 berjudul Hukum Perlindungan Awak Kapal: Standar Internasional, Kesejahteraan, dan Etika Maritim Modern. Kehadiran buku ini menjadi simbol refleksi akhir tahun yang tidak hanya menandai produktivitas intelektual penulis, tetapi juga kepeduliannya terhadap nasib dan martabat para pelaut.


    Buku ini lahir dari keprihatinan sekaligus tanggung jawab moral terhadap realitas kerja awak kapal di era pelayaran global. Di tengah pertumbuhan perdagangan internasional dan kemajuan teknologi maritim, pelaut masih menghadapi berbagai persoalan klasik: jam kerja panjang, tekanan psikologis, risiko kecelakaan, hingga lemahnya perlindungan hukum dalam situasi tertentu. Melalui buku ini, Prof. Eddy mengajak pembaca melihat sisi lain industri maritim—sisi kemanusiaan yang sering terlupakan.


    Dengan pendekatan yang sistematis dan mendalam, buku ini membahas kerangka hukum internasional yang menjadi fondasi perlindungan awak kapal. Maritime Labour Convention (MLC) 2006 menjadi salah satu pijakan utama yang dikaji secara kritis dan kontekstual. Tidak berhenti pada teks regulasi, Prof. Eddy menautkan norma hukum tersebut dengan praktik di lapangan, sehingga pembaca dapat memahami kesenjangan antara aturan dan realitas yang kerap terjadi.


    Keunggulan buku ini terletak pada kemampuannya menjembatani dunia akademik dan praktik. Bahasa yang digunakan tetap akademis, namun disusun dengan alur yang jelas dan mudah dipahami. Hal ini menjadikan buku ini relevan tidak hanya bagi mahasiswa dan dosen, tetapi juga bagi pelaut, praktisi hukum, regulator, serta pengelola perusahaan pelayaran. Setiap bab disusun untuk memperkuat kesadaran bahwa perlindungan awak kapal bukan pilihan, melainkan keharusan.


    Sebagai penulis yang memiliki latar belakang panjang di dunia pelayaran, Prof. Eddy tidak menempatkan dirinya sebagai pengamat semata. Pengalaman lapangan yang dimilikinya memberikan kedalaman perspektif dalam membahas isu keselamatan kerja, kesejahteraan sosial, hingga etika maritim modern. Buku ini menegaskan bahwa pelaut bukan sekadar tenaga kerja, melainkan manusia dengan hak dasar yang harus dihormati dan dilindungi secara hukum maupun moral.


    Momentum terbitnya buku ke-15 ini di akhir tahun 2025 memberikan pesan optimisme yang kuat. Di tengah berbagai tantangan global—mulai dari krisis tenaga pelaut, perubahan regulasi internasional, hingga tuntutan efisiensi industri—buku ini hadir sebagai pengingat bahwa keberlanjutan pelayaran sangat bergantung pada kesejahteraan awak kapal. Tanpa perlindungan yang adil, keselamatan dan reputasi industri maritim akan selalu berada dalam risiko.


    Buku Hukum Perlindungan Awak Kapal juga menyoroti peran strategis berbagai pemangku kepentingan. Negara bendera, otoritas pelabuhan, perusahaan pelayaran, hingga agen perekrutan diposisikan sebagai bagian dari satu sistem yang saling terkait. Prof. Eddy menekankan bahwa tanggung jawab perlindungan tidak dapat dibebankan pada satu pihak saja, melainkan membutuhkan komitmen bersama dan pengawasan yang konsisten.


    Dari sisi visual, desain sampul buku yang menampilkan kapal dan palu hukum memberikan pesan simbolik yang kuat. Ia merepresentasikan pertemuan antara dunia pelayaran dan keadilan, antara dinamika laut dan ketegasan hukum. Nuansa warna yang tegas dan profesional memperkuat citra buku sebagai referensi serius sekaligus inspiratif.


    Menutup tahun 2025, buku ke-15 ini menjadi penanda perjalanan intelektual Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono yang terus berkelanjutan. Lebih dari sekadar karya tulis, buku ini adalah ajakan untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya perlindungan awak kapal. Dengan pesan yang relevan, isi yang kuat, dan pendekatan yang humanis, buku ini memiliki potensi besar untuk menjadi bacaan utama sekaligus best seller di bidang hukum dan maritim.


    Di tengah refleksi akhir tahun, karya ini mengingatkan bahwa kemajuan sejati industri pelayaran hanya dapat dicapai ketika hukum, etika, dan kemanusiaan berjalan beriringan. Sebuah penutup tahun yang bermakna, sekaligus pijakan menuju masa depan maritim yang lebih adil dan beradab.

    Salam Redaksi,.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini