Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Sampaikan Pesan Nasionalisme di Hari Maulid Nabi Muhammad SAW:

Nature

Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Sampaikan Pesan Nasionalisme di Hari Maulid Nabi Muhammad SAW:

Kamis, 04 September 2025, September 04, 2025

Foto Istimewa

 

Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Sampaikan Pesan Nasionalisme di Hari Maulid Nabi Muhammad SAW:

“Mari Bersatu, Sabar, dan Bijak, Berikan Kesempatan Presiden Prabowo Memimpin Indonesia dengan Baik”

Jakarta – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, tokoh maritim nasional yang juga akademisi ternama, Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, SH, LL.M, M.Mar, MBA, DBA, Ph.D, menyampaikan pesan penuh makna kepada seluruh rakyat Indonesia.

Melalui pernyataannya, Prof. Eddy mengajak bangsa Indonesia untuk menjadikan momentum kelahiran Rasulullah SAW sebagai inspirasi untuk menumbuhkan kesabaran, kebijaksanaan, serta semangat persatuan di tengah situasi bangsa yang saat ini diwarnai oleh dinamika sosial dan gejolak demonstrasi.

Hari Maulid Nabi adalah saat yang tepat untuk kembali meneladani akhlak Rasulullah. Kita diajarkan untuk bersabar, berlaku bijaksana, dan senantiasa mengutamakan persatuan. Indonesia adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan perbedaan politik atau berita hoax meracuni persaudaraan kita sebagai anak bangsa,” ujar Prof. Eddy dengan tegas.


Maulid Nabi: Momentum Meneladani Akhlak Mulia

Setiap tahun, umat Islam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai refleksi atas perjalanan hidup beliau yang penuh keteladanan. Bagi Prof. Eddy, nilai-nilai itulah yang harus menjadi landasan masyarakat Indonesia dalam menyikapi situasi kebangsaan.

Menurutnya, akhlak Nabi Muhammad SAW yang sarat dengan kasih sayang, keadilan, dan keberanian, dapat menjadi pedoman untuk menguatkan persatuan bangsa. “Nabi Muhammad adalah teladan dalam menghadapi tantangan. Beliau mampu menyatukan umat yang beragam di jazirah Arab. Begitu pula kita, bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, harus terus bersatu di bawah semangat Bhineka Tunggal Ika,” ucap Prof. Eddy.

Ia menekankan bahwa peringatan Maulid Nabi seharusnya tidak hanya berhenti pada seremoni, tetapi juga diwujudkan dalam sikap sehari-hari: menahan amarah, menghindari perpecahan, serta saling menghargai satu sama lain.


Ajakan untuk Sabar dan Bijak di Tengah Gejolak Demonstrasi

Dalam beberapa waktu terakhir, demonstrasi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Sebagian di antaranya bahkan menimbulkan gesekan dan provokasi. Menanggapi hal ini, Prof. Eddy memberikan imbauan kepada masyarakat, khususnya generasi muda, agar lebih sabar dan bijak dalam menyuarakan aspirasi.

Demonstrasi adalah bagian dari demokrasi, tapi jangan sampai melukai persaudaraan. Jangan sampai aksi turun ke jalan ditunggangi pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa. Mari kita tetap menyampaikan aspirasi dengan cara damai, santun, dan bermartabat,” ungkapnya.

Prof. Eddy juga menegaskan bahwa saat ini Indonesia berada dalam masa transisi penting. Kepemimpinan Presiden H. Prabowo Subianto yang baru saja dilantik perlu diberi kesempatan untuk menjalankan visi dan programnya. “Beliau adalah putra terbaik bangsa yang telah mengabdikan hidupnya untuk negeri ini. Mari kita dukung dan kawal kepemimpinan Presiden Prabowo dengan doa dan kerja nyata. Jangan terburu-buru menghakimi, tetapi beri kesempatan beliau membuktikan baktinya,” tegasnya.


Menolak Hoax, Menjaga Kewarasan Publik

Selain menyerukan kesabaran, Prof. Eddy juga menyoroti bahaya berita bohong (hoax) yang semakin marak beredar di media sosial. Ia menilai hoax adalah senjata berbahaya yang bisa merusak persatuan bangsa jika tidak ditangkal dengan bijaksana.

Hoax adalah racun pikiran. Sekali kita termakan berita palsu, maka yang muncul adalah kebencian, permusuhan, dan saling curiga. Jangan mudah terprovokasi. Saring informasi sebelum menyebarkannya. Mari kita gunakan media sosial sebagai sarana untuk mempererat persaudaraan, bukan sebaliknya,” tegasnya.

Menurutnya, masyarakat Indonesia harus belajar dari sejarah bahwa perpecahan bangsa selalu berawal dari provokasi dan kabar bohong. Oleh karena itu, Prof. Eddy menekankan pentingnya literasi digital dan pemahaman kritis bagi masyarakat.


Semangat Nasionalisme: Indonesia adalah Rumah Kita

Dalam pesannya, Prof. Eddy menggelorakan semangat nasionalisme yang membara. Ia menekankan bahwa Indonesia adalah rumah besar yang harus dijaga bersama.

Jangan biarkan rasa cinta tanah air luntur hanya karena berbeda pandangan politik. Kita ini saudara sebangsa dan setanah air. Merah Putih yang berkibar adalah milik kita semua. Mari kita bangun negeri ini dengan gotong royong, dengan semangat optimisme, dan dengan jiwa nasionalisme yang tak tergoyahkan,” seru Prof. Eddy.

Ia menambahkan bahwa sejarah bangsa membuktikan Indonesia selalu mampu bangkit menghadapi setiap krisis, mulai dari penjajahan, krisis moneter, hingga pandemi global. Semua itu dapat dilewati karena persatuan rakyat. “Hari ini pun, kita pasti bisa melewati segala tantangan jika tetap bersatu,” imbuhnya.


Prof. Eddy: Akademisi, Pemimpin, dan Teladan Bangsa

Sebagai seorang akademisi dan praktisi maritim yang telah lama berkiprah di dunia pendidikan dan kepelautan, Prof. Eddy dikenal luas sebagai tokoh yang konsisten menyerukan nilai persatuan, nasionalisme, dan integritas.

Beliau bukan hanya seorang guru besar, tetapi juga seorang pemimpin yang menginspirasi generasi muda. Pandangan-pandangannya tentang kepemimpinan, manajemen, hingga kebangsaan selalu mendapat perhatian publik karena sarat makna dan berbasis pengalaman nyata.

Saya percaya, setiap rakyat Indonesia memiliki peran. Tidak ada yang terlalu kecil untuk membangun negeri ini. Mulailah dari hal sederhana: menjaga keluarga, menjaga lingkungan, bekerja dengan jujur, serta menebarkan kasih sayang. Itulah cara kita meneladani Nabi Muhammad dalam konteks kehidupan modern,” katanya.


Harapan untuk Indonesia di Bawah Kepemimpinan Presiden Prabowo

Dalam kesempatan ini, Prof. Eddy juga menyampaikan harapannya agar Presiden H. Prabowo Subianto dapat menjalankan amanah rakyat dengan penuh tanggung jawab dan keberkahan.

Saya yakin beliau mampu membawa Indonesia menuju kejayaan baru. Presiden Prabowo adalah sosok yang tegas, berwibawa, dan punya rekam jejak panjang dalam pengabdian. Tugas kita sebagai rakyat adalah mendukung dengan doa, kerja nyata, dan sikap positif. Jangan biarkan ada pihak yang mengganggu stabilitas bangsa,” ucap Prof. Eddy.

Ia menambahkan, keberhasilan bangsa tidak hanya bergantung pada pemimpinnya, tetapi juga pada rakyatnya. Jika rakyat bersatu, mendukung, dan bekerja sama, maka Indonesia akan lebih cepat maju.


Penutup: Saatnya Bangkit Bersama

Di akhir pesannya, Prof. Eddy mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momentum memperkuat persatuan dan menumbuhkan semangat kebangsaan.

Kita adalah bangsa yang besar. Jangan mudah diadu domba. Jangan terpecah oleh hoax. Jangan biarkan emosi menguasai kita. Mari kita bersabar, bersatu, dan bijaksana. Dengan semangat Maulid Nabi, kita jadikan Indonesia negeri yang penuh kedamaian, keadilan, dan kemakmuran. Bersama Presiden Prabowo, mari kita songsong masa depan yang gemilang,” tutupnya.


Analisis dan Refleksi

Pesan Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono ini sesungguhnya tidak hanya berlaku pada momentum Maulid Nabi, tetapi juga relevan sepanjang masa. Ajakan untuk sabar, bijak, menolak hoax, dan menjaga persatuan merupakan pilar penting dalam membangun bangsa.

Dalam situasi di mana bangsa kerap diuji oleh dinamika politik, perbedaan kepentingan, serta provokasi media sosial, pesan beliau menjadi oase penyejuk yang mampu menuntun masyarakat pada arah yang positif.

Dengan bahasa nasionalis yang kuat, Prof. Eddy berhasil menyentuh hati pembaca dan memberikan motivasi untuk tetap optimis menghadapi masa depan Indonesia.

******

 

Salam Redaksi,.

TerPopuler