![]() |
Foto Istimewa |
Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Sampaikan Pesan Nasionalisme di Hari Maulid Nabi Muhammad SAW:
“Mari
Bersatu, Sabar, dan Bijak, Berikan Kesempatan Presiden Prabowo Memimpin
Indonesia dengan Baik”
Jakarta
– Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, tokoh maritim nasional
yang juga akademisi ternama, Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, SH, LL.M,
M.Mar, MBA, DBA, Ph.D, menyampaikan pesan penuh makna kepada seluruh
rakyat Indonesia.
Melalui pernyataannya, Prof. Eddy
mengajak bangsa Indonesia untuk menjadikan momentum kelahiran Rasulullah SAW
sebagai inspirasi untuk menumbuhkan kesabaran, kebijaksanaan, serta semangat
persatuan di tengah situasi bangsa yang saat ini diwarnai oleh dinamika sosial
dan gejolak demonstrasi.
“Hari Maulid Nabi adalah saat yang
tepat untuk kembali meneladani akhlak Rasulullah. Kita diajarkan untuk
bersabar, berlaku bijaksana, dan senantiasa mengutamakan persatuan. Indonesia
adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan perbedaan politik atau berita hoax
meracuni persaudaraan kita sebagai anak bangsa,” ujar Prof. Eddy dengan
tegas.
Maulid
Nabi: Momentum Meneladani Akhlak Mulia
Setiap tahun, umat Islam memperingati
kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai refleksi atas perjalanan hidup beliau yang
penuh keteladanan. Bagi Prof. Eddy, nilai-nilai itulah yang harus menjadi
landasan masyarakat Indonesia dalam menyikapi situasi kebangsaan.
Menurutnya, akhlak Nabi Muhammad SAW
yang sarat dengan kasih sayang, keadilan, dan keberanian, dapat menjadi pedoman
untuk menguatkan persatuan bangsa. “Nabi Muhammad adalah teladan dalam
menghadapi tantangan. Beliau mampu menyatukan umat yang beragam di jazirah
Arab. Begitu pula kita, bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku,
agama, dan budaya, harus terus bersatu di bawah semangat Bhineka Tunggal Ika,”
ucap Prof. Eddy.
Ia menekankan bahwa peringatan Maulid
Nabi seharusnya tidak hanya berhenti pada seremoni, tetapi juga diwujudkan
dalam sikap sehari-hari: menahan amarah, menghindari perpecahan, serta saling
menghargai satu sama lain.
Ajakan
untuk Sabar dan Bijak di Tengah Gejolak Demonstrasi
Dalam beberapa waktu terakhir,
demonstrasi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Sebagian di antaranya bahkan
menimbulkan gesekan dan provokasi. Menanggapi hal ini, Prof. Eddy memberikan
imbauan kepada masyarakat, khususnya generasi muda, agar lebih sabar dan bijak
dalam menyuarakan aspirasi.
“Demonstrasi adalah bagian dari
demokrasi, tapi jangan sampai melukai persaudaraan. Jangan sampai aksi turun ke
jalan ditunggangi pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa. Mari kita tetap
menyampaikan aspirasi dengan cara damai, santun, dan bermartabat,”
ungkapnya.
Prof. Eddy juga menegaskan bahwa saat
ini Indonesia berada dalam masa transisi penting. Kepemimpinan Presiden H.
Prabowo Subianto yang baru saja dilantik perlu diberi kesempatan untuk
menjalankan visi dan programnya. “Beliau adalah putra terbaik bangsa yang
telah mengabdikan hidupnya untuk negeri ini. Mari kita dukung dan kawal
kepemimpinan Presiden Prabowo dengan doa dan kerja nyata. Jangan terburu-buru
menghakimi, tetapi beri kesempatan beliau membuktikan baktinya,” tegasnya.
Menolak
Hoax, Menjaga Kewarasan Publik
Selain menyerukan kesabaran, Prof.
Eddy juga menyoroti bahaya berita bohong (hoax) yang semakin marak beredar di
media sosial. Ia menilai hoax adalah senjata berbahaya yang bisa merusak
persatuan bangsa jika tidak ditangkal dengan bijaksana.
“Hoax adalah racun pikiran. Sekali
kita termakan berita palsu, maka yang muncul adalah kebencian, permusuhan, dan
saling curiga. Jangan mudah terprovokasi. Saring informasi sebelum
menyebarkannya. Mari kita gunakan media sosial sebagai sarana untuk mempererat
persaudaraan, bukan sebaliknya,” tegasnya.
Menurutnya, masyarakat Indonesia harus
belajar dari sejarah bahwa perpecahan bangsa selalu berawal dari provokasi dan
kabar bohong. Oleh karena itu, Prof. Eddy menekankan pentingnya literasi
digital dan pemahaman kritis bagi masyarakat.
Semangat Nasionalisme: Indonesia
adalah Rumah Kita
Dalam pesannya, Prof. Eddy
menggelorakan semangat nasionalisme yang membara. Ia menekankan bahwa Indonesia
adalah rumah besar yang harus dijaga bersama.
“Jangan biarkan rasa cinta tanah
air luntur hanya karena berbeda pandangan politik. Kita ini saudara sebangsa
dan setanah air. Merah Putih yang berkibar adalah milik kita semua. Mari kita
bangun negeri ini dengan gotong royong, dengan semangat optimisme, dan dengan
jiwa nasionalisme yang tak tergoyahkan,” seru Prof. Eddy.
Ia menambahkan bahwa sejarah bangsa
membuktikan Indonesia selalu mampu bangkit menghadapi setiap krisis, mulai dari
penjajahan, krisis moneter, hingga pandemi global. Semua itu dapat dilewati
karena persatuan rakyat. “Hari ini pun, kita pasti bisa melewati segala
tantangan jika tetap bersatu,” imbuhnya.
Prof. Eddy: Akademisi, Pemimpin, dan
Teladan Bangsa
Sebagai seorang akademisi dan praktisi
maritim yang telah lama berkiprah di dunia pendidikan dan kepelautan, Prof.
Eddy dikenal luas sebagai tokoh yang konsisten menyerukan nilai persatuan,
nasionalisme, dan integritas.
Beliau bukan hanya seorang guru besar,
tetapi juga seorang pemimpin yang menginspirasi generasi muda.
Pandangan-pandangannya tentang kepemimpinan, manajemen, hingga kebangsaan
selalu mendapat perhatian publik karena sarat makna dan berbasis pengalaman nyata.
“Saya percaya, setiap rakyat
Indonesia memiliki peran. Tidak ada yang terlalu kecil untuk membangun negeri
ini. Mulailah dari hal sederhana: menjaga keluarga, menjaga lingkungan, bekerja
dengan jujur, serta menebarkan kasih sayang. Itulah cara kita meneladani Nabi
Muhammad dalam konteks kehidupan modern,” katanya.
Harapan untuk Indonesia di Bawah
Kepemimpinan Presiden Prabowo
Dalam kesempatan ini, Prof. Eddy juga
menyampaikan harapannya agar Presiden H. Prabowo Subianto dapat menjalankan
amanah rakyat dengan penuh tanggung jawab dan keberkahan.
“Saya yakin beliau mampu membawa
Indonesia menuju kejayaan baru. Presiden Prabowo adalah sosok yang tegas,
berwibawa, dan punya rekam jejak panjang dalam pengabdian. Tugas kita sebagai
rakyat adalah mendukung dengan doa, kerja nyata, dan sikap positif. Jangan
biarkan ada pihak yang mengganggu stabilitas bangsa,” ucap Prof. Eddy.
Ia menambahkan, keberhasilan bangsa
tidak hanya bergantung pada pemimpinnya, tetapi juga pada rakyatnya. Jika
rakyat bersatu, mendukung, dan bekerja sama, maka Indonesia akan lebih cepat
maju.
Penutup: Saatnya Bangkit Bersama
Di akhir pesannya, Prof. Eddy mengajak
seluruh rakyat Indonesia untuk menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
sebagai momentum memperkuat persatuan dan menumbuhkan semangat kebangsaan.
“Kita adalah bangsa yang besar.
Jangan mudah diadu domba. Jangan terpecah oleh hoax. Jangan biarkan emosi
menguasai kita. Mari kita bersabar, bersatu, dan bijaksana. Dengan semangat
Maulid Nabi, kita jadikan Indonesia negeri yang penuh kedamaian, keadilan, dan
kemakmuran. Bersama Presiden Prabowo, mari kita songsong masa depan yang
gemilang,” tutupnya.
Analisis dan Refleksi
Pesan Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono
ini sesungguhnya tidak hanya berlaku pada momentum Maulid Nabi, tetapi juga
relevan sepanjang masa. Ajakan untuk sabar, bijak, menolak hoax, dan menjaga
persatuan merupakan pilar penting dalam membangun bangsa.
Dalam situasi di mana bangsa kerap
diuji oleh dinamika politik, perbedaan kepentingan, serta provokasi media
sosial, pesan beliau menjadi oase penyejuk yang mampu menuntun masyarakat pada
arah yang positif.
Dengan bahasa nasionalis yang kuat,
Prof. Eddy berhasil menyentuh hati pembaca dan memberikan motivasi untuk tetap
optimis menghadapi masa depan Indonesia.
******
Salam Redaksi,.