• Jelajahi

    Copyright © Fakta Liputan Indonesia
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Halaman

    Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Menggetarkan Ruang Kuliah Online BILD Institute Lewat Pengajaran Maritime Theology

    Selasa, 09 Desember 2025, Desember 09, 2025 WIB Last Updated 2025-12-09T03:39:38Z
    masukkan script iklan disini

     

    Suasana Perkuliahan "Maritime Theology" Oleh Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono (Foto Istimewa)

    Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Menggetarkan Ruang Kuliah Online BILD Institute Lewat Pengajaran Maritime Theology

    Kalimantan, 8 Desember 2025 — Malam itu, ruang virtual Zoom BILD Institute Kalimantan Nusantara dipenuhi ratusan wajah antusias. Sebanyak 175 peserta dari berbagai jenjang—mulai mahasiswa S1, S2, hingga S3—telah bersiap mengikuti sesi kuliah yang jarang diberikan: Maritime Theology, disampaikan langsung oleh Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, DBA., Ph.D. Sosok yang dikenal sebagai akademisi maritim berkelas internasional ini hadir dengan pembawaan yang tenang dan bersahaja, tetapi aura kepemimpinannya terasa kuat sejak awal.

    Latar biru bertuliskan “BILD Institute Kalimantan Nusantara” terpampang jelas di belakang Prof. Eddy. Namun yang paling mencuri perhatian bukanlah tampilannya, melainkan kedalaman gagasan yang ia bawa. Kuliah kali ini tidak hanya berbicara tentang teologi, juga bukan sekadar tentang dunia pelayaran. Prof. Eddy menggabungkan keduanya menjadi refleksi kehidupan yang menyentuh nalar sekaligus spiritualitas para peserta.


    Badai, Laut, dan Iman: Metafora Hidup yang Menguatkan

    Dalam pemaparannya, Prof. Eddy mengajak mahasiswa melihat lautan bukan hanya sebagai ruang berlayarnya kapal, melainkan sebagai simbol perjalanan manusia. Ia menyinggung bagaimana kisah-kisah Alkitab memperlihatkan laut dan badai sebagai alat pembentuk karakter, alat penyadaran, sekaligus ujian iman.

    Sering kali Tuhan memakai laut dan badai untuk berbicara kepada kita, untuk menantang kedewasaan iman kita,” ujarnya dengan nada lembut namun penuh keyakinan. Penyampaian itu membuat banyak peserta mulai memandang dunia maritim dengan perspektif baru—lebih filosofis, lebih personal.


    Diskusi Mendalam yang Membangun Pola Pikir Baru

    Bagian paling menarik ialah ketika sesi diskusi dimulai. Prof. Eddy menampilkan empat pertanyaan reflektif yang telah disiapkannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan untuk dijawab secara teknis, melainkan untuk menggugah kesadaran batin para mahasiswa. Mulai dari respons Yunus, Paulus, hingga murid-murid Yesus ketika menghadapi badai, semua menjadi bahan perenungan bersama.

    Salah satu pertanyaan yang paling menyentuh adalah: “Jika Anda seorang nakhoda kapal, bagaimana Anda akan menenangkan awak Anda saat badai besar datang?” Pertanyaan sederhana itu justru membuat peserta menggali hal-hal yang selama ini jarang mereka pikirkan—tentang tanggung jawab, empati, ketenangan, dan keberanian seorang pemimpin.

    Beberapa mahasiswa aktif memberikan pandangan dan menggambarkan situasi nyata yang mereka alami di dunia kerja offshore maupun di kapal komersial. Sesi diskusi pun berjalan dinamis, penuh cerita, pemikiran, dan pengalaman hidup yang membangun suasana perkuliahan semakin hidup.


    Kepemimpinan Maritim yang Berakar pada Spiritualitas

    Dalam kuliah tersebut, Prof. Eddy menekankan bahwa teologi maritim bukanlah materi yang berdiri sendiri. Ia menautkannya erat dengan etika kepemimpinan. Menurutnya, seorang pemimpin di dunia pelayaran selalu berada pada posisi strategis untuk memengaruhi moral dan keselamatan awaknya. Sebab itu, fondasi spiritual sangat penting dalam membentuk cara seorang pemimpin mengambil keputusan.

    Badai bukan dibuat untuk menjatuhkan kita. Badai hadir agar kita belajar menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih beriman,” ucapnya yang langsung membuat suasana hening sejenak—tanda bahwa peserta benar-benar merenungkan maknanya.


    Sesi Kuliah yang Menyisakan Jejak Berharga

    Selama hampir dua jam pelaksanaan, kuliah Maritime Theology ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga membangunkan semangat banyak mahasiswa yang mengikuti sesi tersebut. Mereka merasakan bahwa ilmu maritim tidak hanya soal teknik navigasi, keselamatan kapal, atau manajemen pelabuhan—tetapi juga menyangkut transformasi karakter dan kedewasaan iman.

    Sesi bersama Prof. Eddy terasa seperti perpaduan antara kuliah akademik, pendalaman spiritual, dan pembekalan kepemimpinan yang jarang ditemukan di institusi pendidikan mana pun.

    Para peserta meninggalkan ruang Zoom dengan wajah yang tampak lebih tenang, lebih optimis, dan lebih bersemangat. Banyak yang mengungkapkan bahwa kuliah ini menjadi salah satu momen paling berkesan sepanjang perjalanan studi mereka.

    Dengan penyampaian yang lugas tetapi menyentuh kedalaman jiwa, Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, DBA., Ph.D. telah menanamkan pesan penting bagi generasi penerus maritim: bahwa untuk mengarungi samudra kehidupan, kita tidak hanya membutuhkan kapal yang kuat—tetapi juga hati yang teguh, iman yang hidup, dan kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai luhur.

    *****

    Salam Redaksi,.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini