![]() |
Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono - Foto Istimewa |
faktaliputan@gmail.com Jakarta, 1 September 2025 – Di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh tantangan, Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, DBA., Ph.D., seorang pakar maritim dan akademisi nasional, menyampaikan ajakan penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga kondusivitas, persatuan, dan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat. Ajakan ini sejalan dengan Surat Imbauan resmi yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia, yang menekankan pentingnya ketenangan, kedamaian, serta semangat kebersamaan demi keutuhan bangsa.
Ajakan yang Menyentuh Seluruh Lapisan Masyarakat
Dalam pernyataannya, Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono menegaskan bahwa menjaga kedamaian bukan hanya tanggung jawab pemimpin agama atau tokoh masyarakat, melainkan menjadi kewajiban moral dan spiritual setiap warga negara. "Kita semua, tanpa terkecuali, memiliki tanggung jawab untuk merawat keharmonisan bangsa ini. Indonesia adalah rumah besar kita bersama. Jangan biarkan perbedaan menjadi alasan untuk terpecah belah," ujarnya.
Beliau mengingatkan bahwa sejarah panjang bangsa Indonesia membuktikan betapa kuatnya persatuan menjadi fondasi dalam menghadapi berbagai krisis. Dari masa perjuangan kemerdekaan hingga kini, Indonesia selalu bangkit berkat semangat gotong royong dan persaudaraan. "Kalau kita kehilangan nilai persatuan, maka kita kehilangan jati diri bangsa," tambahnya.
Inspirasi dari Surat Imbauan Kementerian Agama
Ajakan ini berangkat dari seruan yang disampaikan dalam Surat Imbauan Menjaga Kondusivitas yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Kementerian Agama RI. Surat tersebut menegaskan pentingnya peran seluruh umat, khususnya umat Kristen, dalam menjaga ketertiban, kedamaian, dan kerukunan di tengah masyarakat. Dalam surat itu, umat diingatkan untuk:
- Mengajak jemaat selalu menjaga ketertiban, kedamaian, dan persaudaraan.
- Menghindari perkataan maupun tindakan yang dapat memicu perpecahan dan konflik.
- Meningkatkan peran gereja sebagai pembawa damai di lingkungan sekitar.
- Mendukung setiap upaya menciptakan suasana kehidupan beragama yang rukun.
- Menjaga kondisi kondusif demi terciptanya lingkungan masyarakat yang aman.
Prof. Eddy menilai, poin-poin tersebut sejatinya relevan tidak hanya untuk umat Kristen, tetapi untuk seluruh rakyat Indonesia lintas agama, suku, dan budaya. "Esensi ajakan ini adalah tentang kemanusiaan universal: hidup berdampingan dengan damai. Itu adalah panggilan nurani setiap insan," katanya.
Relevansi di Tengah Tantangan Bangsa
Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan global, mulai dari dinamika politik internasional, perubahan iklim, hingga ancaman krisis ekonomi. Di sisi lain, di tingkat lokal, potensi konflik sosial sering muncul akibat perbedaan pandangan, baik dalam ranah politik, agama, maupun media sosial.
Prof. Eddy mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan. "Hoaks dan ujaran kebencian adalah racun yang bisa menghancurkan persaudaraan. Jangan biarkan kita terjebak dalam narasi yang memecah belah. Kita harus lebih bijak dalam menyaring informasi," ujarnya.
Beliau juga menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai agen perdamaian. Menurutnya, kaum muda harus mengambil peran aktif dalam menciptakan ruang-ruang dialog, kolaborasi, dan kreativitas yang membangun persatuan. "Anak-anak muda Indonesia adalah harapan bangsa. Jadilah generasi yang menyalakan obor persatuan, bukan yang meniup api perpecahan," tambahnya.
Nilai Spiritualitas dan Kebangsaan
Dalam imbauannya, Prof. Eddy juga mengutip firman Tuhan dalam Roma 12:18: "Berlakulah damai dengan semua orang." Menurutnya, nilai spiritualitas ini selaras dengan semangat kebangsaan Indonesia yang termaktub dalam Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. "Nilai iman harus diwujudkan dalam tindakan nyata: saling menghargai, saling menolong, dan saling menguatkan. Itulah bentuk kasih yang paling tulus bagi bangsa ini," jelasnya.
Ia juga mengajak umat beragama untuk saling mengulurkan tangan, bukan hanya dalam lingkup internal, tetapi juga lintas agama dan budaya. "Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat jika setiap warganya mampu membangun jembatan kasih, bukan tembok perbedaan," tegas Prof. Eddy.
Seruan untuk Pemerintah dan Tokoh Masyarakat
Selain menyerukan kepada rakyat, Prof. Eddy juga mengajak pemerintah dan para tokoh masyarakat untuk terus menjadi teladan dalam menjaga kondusivitas. Ia menekankan bahwa kebijakan dan sikap para pemimpin akan sangat memengaruhi dinamika sosial. "Pemimpin bangsa harus tampil sebagai perekat, bukan sebagai sumber perpecahan. Inilah saatnya kita membuktikan kepemimpinan yang berkarakter dan berintegritas," katanya.
Menurutnya, keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas nasional tidak hanya ditentukan oleh aspek politik dan ekonomi, tetapi juga oleh kesediaan semua pihak untuk mengedepankan nilai toleransi, persaudaraan, dan solidaritas. "Stabilitas bangsa adalah hasil kerja bersama. Tidak ada satu pihak pun yang bisa melakukannya sendirian," tambahnya.
Ajakan untuk Merawat Indonesia Emas 2045
Prof. Eddy mengingatkan bahwa Indonesia sedang menuju visi besar Indonesia Emas 2045, di mana bangsa ini diharapkan menjadi negara maju dan berdaulat. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, diperlukan kondisi sosial yang stabil dan harmonis. "Tak mungkin kita bisa mencapai Indonesia Emas jika kita masih sibuk bertikai satu sama lain. Kita butuh energi positif untuk membangun, bukan energi negatif untuk berkonflik," ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa momentum peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 yang baru saja diperingati harus menjadi pengingat bersama tentang arti kebebasan dan persatuan. "Kemerdekaan bukan hanya tentang bebas dari penjajahan, tetapi juga tentang bebas dari kebencian, permusuhan, dan perpecahan," tegasnya.
Penutup: Seruan Damai untuk Nusantara
Ajakan Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono ini pada dasarnya adalah panggilan nurani bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia menekankan bahwa kedamaian dan persatuan harus terus dipelihara agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang kokoh dan berwibawa di mata dunia.
"Dalam setiap doa, dalam setiap tindakan, mari kita pilih jalan damai. Jangan biarkan kita dipecah belah oleh perbedaan. Indonesia adalah bangsa yang besar, dan kebesaran itu hanya akan terwujud jika kita bersatu. Mari kita wariskan Indonesia yang damai dan harmonis untuk anak cucu kita," pungkasnya.
✨ Dengan ajakan ini, Prof. Eddy berharap seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote, dapat bergandeng tangan untuk terus menjaga persatuan, kondusivitas, dan kedamaian demi kejayaan bangsa Indonesia.
******
Salam Redaksi,.