Wisata Edukatif di Sanggar Seni Mewarnai Dunia

Nature

Wisata Edukatif di Sanggar Seni Mewarnai Dunia

Kamis, 28 Agustus 2025, Agustus 28, 2025
Wisata Edukatif di Sanggar Seni Mewarnai Dunia


KLATEN-faktaliputan.com
Berada di desa Palar Trucuk, Kabupaten Klaten. Sanggar Seni Mewarnai Dunia menyambut setiap tamu dengan hangat. Dari gerbang kayu lapuk hingga deretan lukisan berwarna cerah, suasana langsung memikat kedatangan. Mentor dan pemandu wisata bersiap memandu rombongan. Impresi pertama langsung membangun antusiasme untuk menjelajahi kisah di balik karya-karya ini (28/08/2025).

Di sudut sanggar, MMT plastik bekas yang diubah menjadi kanvas menampilkan imajinasi tanpa batas. Setiap goresan membawa cerita anak-anak disabilitas yang berani bermimpi. Atmosfernya kaya akan tawa, percikan warna, dan rasa percaya diri yang perlahan tumbuh. Kesan inklusif terasa kental sejak langkah pertama.

Transformasi Wisata Inklusif

Ipunk, pemandu wisata dari Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community, menyatakan bahwa paket edukatif ini menciptakan model baru pariwisata. Ia menilai kombinasi seni dan perjalanan desa memperkaya pengalaman wisatawan. “Wisata bukan sekadar melihat, tetapi merasakan proses penciptaan karya,” ujarnya. Bagi Ipunk, bisa berinteraksi langsung dengan anak-anak sanggar mampu mengubah perspektif setiap pengunjung.

Menurut Ipunk, hal paling menggetarkan adalah momen saat anak-anak menyambut turis dengan bangga. Ia melihat senyum lebar dan mata berbinar saat anak-anak percaya diri mempresentasikan lukisan karyanya. Pengalaman ini, menurutnya, membuka ruang empati yang mendalam. Dengan cara itu, wisatawan turut menjadi bagian dari perjalanan perubahan individu.

Seni sebagai Jalan Perubahan

Nurbertus Trisno Nugroho, pendiri sanggar seni mewarnai dunia, menegaskan bahwa seni adalah medium transformasi diri. Dalam setiap sesi, ia menanamkan nilai ketekunan, fokus, dan keberanian berekspresi. “Cat di kanvas MMT bekas ini melampaui warna itu sendiri, ia menyebarkan harapan dan identitas,” jelasnya. Bagi Nurbertus, keberhasilan diukur dari perubahan hati, bukan sekedar hanya visual.

Lebih jauh, ia menyamakan perannya seperti halnya dengan ayah kedua bagi anak-anak disabilitas. Sentuhan lembut saat membantu menjangkau kuas dan kata penyemangat ketika gagal selalu diutamakan. Ikatan emosional yang terjalin tersebut, membuat proses belajar terasa hangat dan aman. Nurbertus percaya, kepercayaan diri lahir dari dukungan penuh kasih sayang.

Perjalanan Peternakan dan Inovasi Teknis

Sebelum menekuni seni, Nurbertus mewarisi tradisi peternakan puyuh dari ayahnya. Ia merakit inkubator kayu sederhana dan memantau suhu serta kelembaban dengan teliti. Terbentur wabah misterius, ia tak gentar dan terpaksa menutup sementara usaha serta meriset jenis unggas lain. Pelajaran kegagalan itu justru memicu inovasi teknik penetasan.

Kini, inkubator rancangan ulang bisa mendukung penetasan ayam elba dan terbaru dirinya sedang mencoba menetaskan telur ayam kuntara dengan harapan bisa mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi. Rencana terbarunya juga sedang mempersiapkan mesin pencacah pakan ternak untuk menekan biaya produksi peternak. “Modal kecil tetapi bisa tertutupi dengan riset dan kerja keras,” tegasnya. Transformasi ini menunjukkan kombinasi seni dan teknik yang sangat mungkin bersinergi.

Sinergi Seni dan Peternakan dalam Paket Wisata

Ipunk sendiri terpacu guna merancang rute wisata inklusif yang menggabungkan kunjungan ke sanggar dan peternakan. Setelah kunjungan ini sukses menggembirakan para wisatawan. Kedepan dirinya akan mengajak wisatawan untuk ikut serta menggambar bersama anak-anak dan menatap langsung proses penetasan unggas. Menurutnya, rangkaian kegiatan ini bisa memberikan pemahaman lebih holistik tentang ketekunan dan kreativitas. Hasilnya, pengalaman wisata akan terasa lebih bermakna dan menyentuh.

Nurbertus juga menilai sinergi ini memperluas manfaat sosial dan ekonomi. Anak-anak disabilitas akan mendapatkan panggung kreativitas, sementara peternak lokal menunjukkan dedikasinya. Ia berharap paket ini dapat menambah sumber pendapatan desa. “Kami ingin membuktikan bahwa kolaborasi lintas sektor bisa memicu kemajuan berkelanjutan,” ujarnya.

Harapan untuk Klaten dan Jejak Inspiratif

Ipunk menegaskan bahwa Klaten memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi edukatif inklusif. Dengan dukungan stakeholder, ia optimistis program ini akan berkembang ke desa-desa lain. Pelatihan bagi pemandu wisata inklusif juga diharapkan bisa menjadi langkah strategis berikutnya. “Semakin banyak yang terlibat, semakin luas dampaknya,” tambah Ipunk.

Nurbertus memimpikan komunitas peternakan dan sanggar tumbuh paralel sebagai pusat inovasi lokal. Ia berencana memperluas kapasitas sanggar dan peternakan serta menambah varian unggas unggulan. Rencana kemitraan dengan UMKM pakan ternak juga tengah disusun. Visi utamanya adalah menciptakan ekosistem yang memberdayakan seluruh lapisan masyarakat.

Menyusun Warna-warni Peluang

Kisah Nurbertus dan pandangan Ipunk mengajarkan bahwa kegagalan adalah pijakan untuk sukses berikutnya. Kreativitas dalam seni dan ketelitian dalam peternakan saling melengkapi. Paket wisata yang dihasilkan pun bukan semata atraksi, melainkan platform edukasi berkelanjutan. Semua pihak diundang untuk mengambil bagian dalam narasi inklusif ini.

Dengan semangat kolaborasi, desa Palar Trucuk siap melukis masa depan yang lebih cerah. Warna-warni kreativitas dan inovasi akan terus tumbuh, menembus batas keterbatasan. Dari Sanggar Seni Mewarnai Dunia hingga kandang peternakan, setiap langkah menyatakan keyakinan bahwa solidaritas memampukan perubahan. Mari bergandeng tangan mewarnai dunia melalui aksi nyata.

( Pitut Saputra )

TerPopuler