Tempuh Jarak 70 Km ,Seorang Ayah di Sinjai Bawa Jenazah Bayinya Pakai Motor karena Tak Bisa Bayar Ambulans

Nature

Tempuh Jarak 70 Km ,Seorang Ayah di Sinjai Bawa Jenazah Bayinya Pakai Motor karena Tak Bisa Bayar Ambulans

Rabu, 02 Februari 2022, Februari 02, 2022


faktaliputan.com - Seorang ayah yang tinggal di Dusun Batu Lappa, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, terpaksa membawa jenazah bayinya menggunakan motor karena tak punya uang untuk sewa ambulans.


Cerita pria bernama Asdar (29) ini mencuri perhatian Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman turut turun tangan.

Dihimpun dari TribunSinjai.com, kejadian yang dialami Asdar berawal, Jumat (28/1/2022) malam.

Saat itu, istri Asdar bernama Juliatun Mariani (25) melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai pada Kamis (27/1/2022) lalu.

Ia melahirkan dengan cara caesar.

Sedang bayi yang dilahirkan berhasil selamat.

Hanya saja bayi dalam kondisi lahir tidak normal atau prematur.


Sebelum melahirkan, Juliatun Mariani mengalami pendarahan pada usia kehamilan tujuh bulan.

Karena bayi yang dilahirkan kondisi prematur, pihak RSUD Sinjai merujuk ke RSU Pancaitana Kabupaten Bone.

Bayi Asdar dan Juliatin sempat dirawat semalam di rumah sakit tersebut.

Namun, kondisi bayi terus memburuk sehingga mengembuskan napas terakhir di RSU tersebut.

Tak punya uang sewa ambulans

Asdar kemudian berniat memakai mobil ambulans untuk membawa jenazah bayinya.

Namun, hal itu pupus karena ia tidak memiliki uang.

"Saya minta begitu karena kemampuan saya hanya Rp 500 ribu karena memang saya sudah tak punya uang. Tapi, sopir katakan tidak bisa, saya coba minta lagi Rp 600 ribu saja tapi tetap sama tidak bisa," ungkap Asdar, dikutip dari TribunTimur.com, Selasa (2/1/2022).

Karena tak ada jalan lain, Asdar meminta kakaknya Agus untuk segera membonceng dirinya sambil menggendong bayinya yang sudah meninggal dunia.

Asdar sudah melewati dua kecamatan dari Ibu Kota Bone, yakni Kecamatan Barebbo dan tepat di Kecamatan Cina, tiba-tiba mobil ambulans milik RSU Pancaitana menyusul mereka.

"Sopir mobil meminta saya untuk segera berhenti. Tapi saya menolak karena sudah terlanjur dan sudah di tengah perjalanan," kata Asdar.

Mereka kemudian tiba di kampungnya di Batulappa, Kecamatan Sinjai Timur pada pukul 11.00 Wita Jumat malam setelah menempuh perjalanan 70 kilometer lebih dari Ibu Kota Kabupaten Bone.

Manajemen RS minta maaf

Sementara Kepala Bagian Administrasi RSU Pancaitana Kabupaten Bone, Fahruddin, mendatangi langsung Asdar di rumahnya di Batulappa siang tadi.

Mereka bersama beberapa bidan dan dokter RSU Pancaitana Kabupaten Bone meminta maaf.

"Jadi kami atas nama manajemen meminta maaf atas masalah ini, tak seharusnya terjadi seperti ini Pak, ini salah," katanya saat tiba di rumah duka Asdar di Batu Lappa Sinjai.

Ia menjelaskan bahwa sikap sopir ambulans tersebut bukan sepengetahuan manajemen.

"Kondisi itu tidak disampaikan ke kami, melainkan sopir yang memutuskan," katanya.

Ia berjanji agar tidak terulang lagi seperti itu.

Manajemen RSU Pancaitana Kabupaten Bone juga menjanjikan untuk mengevaluasi seluruh bagian pelayanan kedepannya.

Keluarga Asdar adalah salah satu warga yang kurang mampu di Kabupaten Sinjai.

Plt Gubernur Sulsel turun tangan

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, turun tangan terkait kejadian ini.

Ia lantas mengutus timnya untuk melayat kediaman keluarga tersebut.

Tim Plt Gubernur Sulsel, Andi Alti, diterima oleh Asdar di kediamannya di lingkungan Batulappa, Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Selasa (1/2/2022).
Andi Alti ditemani oleh Kapolsek Sinjai Timur, AKP Andi Armadana.

Andi Sudirman menyampaikan duka atas meninggalnya bayi pasangan suami istri, Asdar dan Juliatun Mariani.

“Kami turut berdukacita kepada keluarga Bapak Asdar. Kami juga harap kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujar dia, dikutip dari Kompas.com.

Andi Sudirman pun berharap, seluruh layanan kesehatan senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.

Apalagi, pekerjaan di bidang kesehatan adalah pahlawan kemanusian.

“Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel pun melakukan koordinasi dengan manajemen rumah sakit di Kabupaten Bone yang tidak memberikan fasilitas mobil ambulans karena keluarga yang sedang berduka kekurangan biaya,” ujar dia.

Tim utusan Gubernur Sulsel pun memberikan bantuan kepada Asdar atas meninggalnya bayinya yang masih berusia 7 bulan. (tibun)




TerPopuler