“Mengarungi Gelombang Iman: Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Resmi Sandang Gelar Doktor Teologi di STAK Teruna Bhakti Yogyakarta”

Nature

“Mengarungi Gelombang Iman: Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Resmi Sandang Gelar Doktor Teologi di STAK Teruna Bhakti Yogyakarta”

Selasa, 15 Juli 2025, Juli 15, 2025
Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, DBA., Ph.D. - Foto Istimewa


 “Mengarungi Gelombang Iman: Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Resmi Sandang Gelar Doktor Teologi di STAK Teruna Bhakti Yogyakarta”

Yogyakarta, 10 Juli 2025 –  Dalam sebuah momen yang penuh haru dan spiritualitas, Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, SH., LL.M., M.Mar., DBA., Ph.D., resmi menyandang gelar Doktor Teologi dari Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Teruna Bhakti Yogyakarta. Prosesi wisuda berlangsung megah dan khidmat di Ballroom Asthwini – Hotel TARA Yogyakarta, disaksikan oleh keluarga besar, sivitas akademika, rekan sejawat, serta para tamu undangan dari berbagai latar belakang profesi.

Keberhasilan ini bukan hanya sekadar puncak akademik, melainkan juga menjadi kesaksian iman yang hidup—sebuah bukti nyata bahwa di tengah tantangan berat sekalipun, kasih dan penyertaan Tuhan tetap bekerja dengan cara-Nya yang ajaib.

Dari Kemudi Kapal ke Mimbar Akademik

Sebagai seorang nakhoda kapal offshore yang bertugas melayani rig pengeboran minyak lepas pantai di kawasan Brunei Darussalam, Capt. Eddy menjalani kehidupan yang penuh dinamika. Rutinitasnya jauh dari kenyamanan ruang kelas konvensional. Ia harus menghadapi sinyal internet yang minim, jadwal kerja tak menentu, dan ombak laut yang tak pernah bisa diprediksi.

Dalam sambutannya, Capt. Eddy mengungkapkan bahwa perjalanannya meraih gelar doktor bukanlah jalan yang mudah. Ia menempuh studi teologi selama tiga tahun, menyelesaikan semua tugas akademik di tengah lautan, dan sering kali mengandalkan lampu kecil dan doa dalam kesunyian ruang kemudi untuk menyelesaikan kuliah malamnya.

"Ada malam-malam panjang ketika saya harus menyelesaikan tugas kuliah di ruang kemudi, di tengah gelombang laut, hanya ditemani lampu kecil dan doa yang saya panjatkan dalam hati," ujarnya penuh refleksi.

Namun, di tengah semua keterbatasan itu, justru di sanalah tangan Tuhan bekerja nyata. Ketekunan, doa, dan kepercayaan yang kokoh menjadi jangkar utama dalam setiap langkahnya.

Bukan Sekadar Gelar, Tapi Panggilan Iman

Gelar doktor teologi yang disandang Capt. Eddy bukanlah simbol status, melainkan panggilan spiritual. Dalam perjalanannya, ia menemukan bahwa pelayanan bukan hanya tugas para rohaniwan, melainkan juga milik semua profesi yang mau taat dan bersedia dipakai Tuhan.

“Melalui studi ini, saya juga belajar satu hal penting: bahwa penginjilan, pengajaran, dan pelayanan bukan hanya tugas para rohaniwan, tetapi juga panggilan bagi setiap profesional di bidang masing-masing,” ujarnya dalam sambutan yang menyentuh hati para hadirin.

Pernyataan ini menegaskan bahwa iman dan profesi tidak seharusnya dipisahkan. Seorang pelaut, dosen, pengusaha, bahkan ibu rumah tangga, semuanya bisa menjadi alat Tuhan—asal mereka bersedia membuka diri dan hidup dalam kebenaran-Nya.

Kekuatan Komunitas dan Doa

Di balik keberhasilannya, Capt. Eddy tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar BILD IKN, yang telah memberinya dukungan spiritual, moral, dan akademik selama proses studi. Ia menyebut komunitas ini sebagai "tangan-tangan Tuhan yang nyata", yang membantu meneguhkan langkahnya setiap kali mulai goyah.

Tak hanya itu, ia juga menekankan betapa pentingnya ketaatan dan penyerahan diri kepada Tuhan, terutama ketika logika manusia tak lagi bisa menjawab tantangan hidup.

"Jika Tuhan memanggil kita untuk berjalan dalam suatu jalan, maka Dia akan menyediakan kekuatan dan jalan keluarnya. Saya hanya perlu taat, percaya, dan terus melangkah," tegasnya.

Firman dalam Yesaya 40:31 menjadi ayat penopang selama proses ini:
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”

Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono & Keluarga - Foto Istimewa


Wisuda yang Lebih dari Seremonial

Prosesi wisuda di Hotel TARA bukan hanya sekadar pengalungan medali dan penyematan toga. Momen tersebut menjadi panggung penyataan kasih Tuhan, tempat di mana iman, kerja keras, dan harapan bertemu dalam keindahan penyertaan Ilahi.

Dalam suasana haru dan spiritual, banyak hadirin yang menitikkan air mata saat Capt. Eddy menyampaikan sambutannya. Bagi banyak orang, ia bukan hanya figur akademisi atau pelaut berprestasi, melainkan juga panutan iman yang hidup.

“Hari ini saya berdiri di hadapan Anda semua bukan karena hebatnya saya, tetapi karena Tuhan yang luar biasa. Semua ini hanya karena anugerah-Nya,” tutupnya dengan rendah hati.

Inspirasi Bagi Generasi Muda

Kisah Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono adalah narasi inspiratif bagi generasi muda Indonesia, terutama bagi mereka yang merasa terjebak dalam keterbatasan. Di tengah tantangan zaman dan tekanan hidup, kisah ini menjadi pelita bahwa iman yang teguh dan kerja keras tak akan pernah sia-sia.

Dunia saat ini, kata Capt. Eddy, tidak membutuhkan lebih banyak orang yang sekadar pandai. Dunia butuh lebih banyak orang yang terang — yang hidupnya mampu memberi makna bagi orang lain.

“Mari kita terus melangkah dalam iman, belajar dengan semangat, dan melayani dengan kasih — karena dunia ini membutuhkan lebih banyak terang, dan terang itu adalah kita,” serunya, disambut tepuk tangan yang meriah dari seluruh ruangan.

Panggilan Bagi Semua Profesi

Gelar-gelar akademik yang melekat di belakang nama Capt. Eddy — mulai dari SH., LL.M., M.Mar., DBA., hingga Ph.D. — bukan sekadar deretan huruf, melainkan representasi dari integrasi iman dan keahlian profesional.

Sebagai dosen, pelaut, dan kini teolog, Capt. Eddy membuktikan bahwa pelayanan tidak dibatasi mimbar gereja saja, melainkan bisa menjangkau ruang-ruang kerja, ruang kelas, ruang mesin, bahkan ruang kemudi kapal.

"Tuhan tidak memilih orang yang sempurna, tetapi Ia menyempurnakan orang yang mau dipakai-Nya," ucapnya sambil menegaskan pentingnya hidup dalam ketaatan.

Akhir Sebuah Perjalanan, Awal Sebuah Misi Baru

Kini, setelah resmi menyandang gelar Doktor Teologi, Capt. Eddy memiliki misi baru. Ia berkomitmen untuk terus membagikan nilai-nilai iman dalam setiap lini kehidupannya — baik sebagai dosen, pembicara, pembina rohani, maupun pelayan masyarakat maritim.

Ia juga menyampaikan kerinduan untuk melahirkan generasi profesional yang rohani, yaitu orang-orang yang tidak hanya unggul dalam keterampilan, tetapi juga memiliki dasar iman yang kuat dan hati yang melayani.

Penutup

Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono bukan sekadar tokoh akademik atau profesional maritim. Ia adalah kesaksian hidup tentang bagaimana kasih Tuhan bekerja melampaui batas logika manusia. Perjalanan doktoralnya menjadi kisah nyata bahwa iman bisa berlayar jauh, bahkan melintasi samudera kehidupan, asalkan kemudi kehidupan selalu diarahkan pada Tuhan.

Kisahnya bukan hanya layak dibaca, tetapi juga untuk direnungkan dan diteladani. Karena pada akhirnya, seperti yang diyakininya, hidup bukan soal seberapa tinggi kita mendaki, tetapi seberapa dalam kita mengakar pada Tuhan.

******

 

Salam Redaksi,.

TerPopuler