Majalengka,faktaliputan.com
Ketika para petani berharap subsidi pupuk atau traktor baru dengan WiFi, Presiden RI Prabowo Subianto malah datang membawa hadiah yang agak tak terduga: 1.000 ekor burung hantu. Ya, betul, burung hantu. Bukan metafora, bukan juga cosplay Harry Potter. Ini burung hantu sungguhan, yang bisa terbang, berbulu, dan menatapmu seperti tahu semua dosa masa lalu.
Langkah ini sontak membuat banyak orang mengernyitkan dahi, alis bertaut, dan beberapa bahkan sempat mengecek kalender—khawatir sudah masuk April Mop versi pertanian.
Namun di balik kesan "loh-seriusan-nih?" ini, ternyata ada logika dan ilmu pengetahuan yang sangat masuk akal (dan masuk akal secara burung hantu, tentunya). Burung hantu adalah predator alami tikus—musuh bebuyutan para petani. Kalau Tom & Jerry versi sawah, burung hantu ini adalah ‘Tom’ yang datang tanpa kontrak sinetron.
"Ini bukan sulap, bukan sihir. Ini strategi alami. Burung hantu satu ekor bisa makan 5-10 tikus per malam," ujar seorang pakar pertanian sambil memegang data dan bukan sapu terbang.
Langkah ini juga bikin petani mulai mikir ulang: “Daripada tiap musim panen gue panik gara-gara tikus bikin reuni keluarga di sawah, mending kasih panggung ke burung hantu.”
Tak hanya ampuh, solusi ini juga ramah lingkungan. Nggak perlu racun kimia, nggak bikin tanah galau, dan burung hantunya pun nggak minta kuota internet.
Jadi, kalau kamu nanti lewat sawah di Majalengka dan lihat ada burung hantu nongkrong di atas tiang, jangan heran. Itu bukan burung pemalas, tapi pahlawan malam yang sedang shift malam jaga keamanan gabah negeri.
Ujangdarwin