Pandeglang FAKTALIPUTAN.COM Polemik bernuansa keagamaan mencuat di Pandeglang, Banten, setelah Ahmad Romli atau biasa di panggil AA al-lubad tokoh masyarakat Kadomas, secara lantang menolak sebuah buku kiriman dari sosok bernama Imaduddin, yang menuliskan gelar dirinya sebagai Kiai Haji.
Dalam pernyataannya, Ahmad Romli menyebut buku tersebut tidak hanya sarat fitnah, tetapi juga berpotensi merusak ukhuwah umat Islam. Ia bahkan melontarkan pernyataan keras dengan menyebut isi buku itu “lebih hina dari sampah”.
“Sampah sejati masih bisa bermanfaat, bisa jadi pupuk atau kompos. Tetapi buku karangan Imaduddin ini justru berbahaya. Isinya fitnah, bisa mengadu domba sesama umat Islam. Itu sebabnya saya katakan lebih hina daripada sampah,” tegas
Ahmad Romli menduga ada motif tersembunyi dibalik pengiriman buku itu, yakni untuk menggoyahkan keyakinannya terhadap para habaib dan dzurriyyah Rasulullah SAW. Namun, alih-alih tergoyahkan, ia justru menegaskan keyakinannya semakin kokoh.
“Buku ini tidak akan mengubah keyakinan saya. Justru semakin meneguhkan kecintaan saya kepada para habaib yang merupakan keturunan Rasulullah SAW. Saya lebih percaya kepada keilmuan ulama besar seperti Syekh Nawawi Al-Bantani daripada tulisan penuh fitnah ini,” ujarnya.
Nada kritik Ahmad Romli kian tajam saat ia menyebut pengirim buku sebagai “pecundang yang lari dari kebenaran.” Ia bahkan melayangkan peringatan keras agar pihak-pihak yang gemar menebar fitnah segera sadar diri.
“Ittaqullah! Takutlah kepada Allah. Hidup ini bukan soal nama dan harta, tetapi soal pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT,” serunya.
Pernyataan Ahmad Romli menambah daftar panjang keresahan publik terhadap fenomena buku-buku keagamaan yang dituding bermuatan provokatif dan rawan memecah belah. Pengamat menilai, kasus seperti ini harus menjadi perhatian serius, sebab literasi agama yang menyimpang dapat menjadi bara api perpecahan di tengah masyarakat,tutupnya
Editor : Idham