![]() |
Foto Istimewa |
"Langkah Iman
Seorang Kapten Kapal: Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono Resmi Sandang Gelar Doktor
Teologi"
Yogyakarta,
24 Juni 2025 —
Di tengah derasnya arus dunia yang penuh dinamika dan tantangan, seorang pria
dengan semangat juang tak pernah padam kembali mencatatkan tonggak sejarah
dalam kehidupannya. Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, DBA., Ph.D., yang dikenal
luas sebagai figur kepemimpinan maritim dan akademisi ternama, secara resmi
menyelesaikan studi Program Doktor Teologi di Sekolah Tinggi Agama Kristen
(STAK) Teruna Bhakti Yogyakarta. Melalui prosesi yudisium yang dilangsungkan
dengan khidmat pada Selasa, 24 Juni 2025, ia kini resmi menyandang gelar Doctor
of Theology.
Bukan
Sekadar Gelar, Melainkan Perjalanan Iman
Dalam wawancara eksklusif yang
dilakukan seusai prosesi yudisium, Capt. Eddy menceritakan bahwa pencapaiannya
ini bukanlah sekadar perolehan gelar akademik, melainkan buah dari perjalanan
spiritual yang panjang, penuh perjuangan, doa, dan pengharapan kepada Tuhan.
"Saya
percaya bahwa ilmu tanpa iman adalah kosong. Sebaliknya, iman tanpa pengetahuan
bisa menyesatkan. Maka saya merasa terdorong untuk menggabungkan keduanya dalam
sebuah keharmonisan yang ilahi melalui studi teologi ini," ungkapnya dengan mata berbinar.
Mengarungi
Lautan, Menggali Kedalaman Firman
Sebagai seorang kapten kapal niaga dan
dosen senior di bidang manajemen pelayaran, Capt. Eddy telah mengarungi
berbagai samudra dunia. Namun, seperti yang ia ungkapkan, samudra yang paling
dalam dan penuh misteri adalah samudra kebenaran ilahi dalam Firman Tuhan. Ia
merasa terpanggil untuk menyelami lebih dalam tentang spiritualitas,
nilai-nilai kekal, dan makna hidup sejati dari sudut pandang teologi Kristen.
"Di
tengah kabut kehidupan, hanya cahaya Firman yang bisa memberi arah," tuturnya sembari mengutip Mazmur
119:105: “Firman-Mu
adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Disertasi:
Filosofi Kehidupan Pelaut dalam Era Teknologi 5.0
Penelitian disertasi yang ditulis oleh
Capt. Eddy menjadi sorotan utama dalam yudisium kali ini. Dengan judul “Transformasi
Filsafat Kehidupan Pelaut di Era Teknologi 5.0: Implikasi terhadap Kesehatan
Mental dan Kesejahteraan Sosial”, ia mengangkat tema
yang relevan dan sangat penting, yakni tantangan spiritual dan sosial yang
dihadapi para pelaut modern dalam menghadapi era digital yang serba cepat.
Disertasi tersebut tidak hanya
bersifat akademik, tetapi juga menawarkan pendekatan pastoral dan praktis. Ia
mengajak gereja, lembaga pendidikan, dan komunitas maritim untuk membuka mata
terhadap kesejahteraan rohani dan psikologis para pelaut — pahlawan ekonomi
bangsa yang seringkali terlupakan.
"Saya
ingin suara pelaut didengar, bukan hanya di ruang dewan, tetapi juga di altar
gereja dan ruang kelas teologi. Mereka manusia yang membutuhkan pelukan kasih
Tuhan seperti kita semua,"
ucapnya penuh empati.
Pelajaran
Hidup: Tuhan Tak Pernah Tinggal Diam
Bagi banyak orang, menempuh studi
doktoral adalah pekerjaan besar. Namun bagi Capt. Eddy, perjalanan ini lebih
dari itu — ini adalah bukti nyata bahwa kasih karunia Tuhan tidak pernah
terlambat. Ia mengisahkan bagaimana dirinya harus membagi waktu antara memimpin
kapal sebagai Nakhoda, mengajar, menulis buku, membimbing mahasiswa, sekaligus
menyusun disertasi yang membutuhkan ketekunan dan doa.
"Ada
malam-malam di mana saya hanya bisa menangis di hadapan Tuhan karena kelelahan.
Tapi setiap air mata itu Dia hitung. Tuhan tidak pernah membiarkan hamba-Nya
berjalan sendirian,"
kenangnya.
Ia pun mengajak siapa saja yang sedang
bergumul dalam hidup — entah dalam pendidikan, pekerjaan, relasi, atau
pelayanan — untuk tetap percaya bahwa rencana Tuhan jauh lebih besar daripada
yang bisa dibayangkan.
Inspirasi
bagi Generasi Muda dan Kaum Profesional
Keberhasilan Capt. Eddy menjadi Doktor
Teologi memberikan pesan kuat: bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar dan
mendalami Firman Tuhan, sekalipun seseorang telah mencapai puncak karier atau
usia matang. Justru di tengah kesibukan dan pencapaian duniawi, penting untuk
kembali kepada akar spiritual yang memberikan makna sejati.
Banyak mahasiswa dan profesional muda
yang hadir dalam yudisium menyatakan kekaguman dan rasa terinspirasi atas
kesaksian hidup sang profesor. Salah satu mahasiswa menyatakan, “Saya
baru sadar bahwa iman itu harus terus ditumbuhkan, bukan hanya lewat ibadah,
tapi juga lewat belajar dan mencari kebenaran dalam terang teologi. Prof. Eddy
memberi contoh nyata.”
Pujian
dan Ucapan Syukur
Prosesi yudisium yang digelar secara
elegan di aula STAK Teruna Bhakti Yogyakarta diwarnai suasana penuh syukur dan
pujian. Sejumlah pejabat kampus, tokoh gereja, dan keluarga besar turut hadir
dan memberikan ucapan selamat.
Rektor STAK Teruna Bhakti, dalam
pidatonya, menyampaikan apresiasi tinggi atas semangat dan dedikasi Capt. Eddy.
“Kami
merasa terhormat memiliki lulusan seperti beliau. Seorang pemimpin sejati yang
bukan hanya menguasai teori, tetapi juga menjadi pelaku Firman Tuhan dalam
dunia nyata,” ujarnya.
Membangun
Jembatan antara Ilmu dan Iman
Ke depan, Capt. Eddy berencana untuk
mengintegrasikan ilmu teologi ke dalam pengajarannya di dunia maritim dan
manajemen. Ia percaya bahwa spiritualitas yang kuat akan memperkuat integritas,
etika, dan kepemimpinan — kualitas yang sangat dibutuhkan di dunia profesional
modern.
"Saya
ingin menghadirkan narasi baru: bahwa iman Kristen tidak eksklusif untuk mimbar
gereja, tetapi harus hidup dan nyata di ruang-ruang kerja, pelabuhan, kampus,
dan rumah kita masing-masing,"
jelasnya.
Doa
dan Harapan
Dalam pesan penutupnya kepada khalayak
umum, ia menyampaikan harapan agar setiap orang — baik yang sedang kuliah,
bekerja, melayani, atau bahkan sedang dalam proses pemulihan — tetap setia pada
Tuhan. Bahwa perjalanan hidup boleh panjang dan menantang, namun Tuhan tetap
setia di setiap langkah.
"Saya
bukan siapa-siapa, hanya hamba yang berusaha taat. Tapi jika ada satu hal yang
saya bisa wariskan melalui pencapaian ini, itu adalah pesan bahwa ketika Tuhan
menjadi pusat dari segala sesuatu, maka semuanya akan menemukan
tempatnya,"
pungkasnya dengan senyum hangat.
Akhir
Sebuah Bab, Awal dari Pelayanan Baru
Dengan selesainya studi doktoral ini,
Prof. Dr. Capt. Eddy Sumartono, DBA., Ph.D., kini tidak hanya menjadi panutan
dalam dunia akademik dan pelayaran, tetapi juga menjadi pelita bagi banyak jiwa
yang mencari arah dan makna di tengah dunia yang gelap. Seperti yang tertulis
dalam Matius 5:14-16: “Kamu adalah terang dunia... hendaklah terangmu bercahaya
di depan orang...”
Kini, sang kapten bukan hanya
mengemudikan kapal di lautan duniawi, tetapi juga menakhodai jiwa-jiwa menuju
pelabuhan kasih Tuhan.
Selamat
dan hormat kami sampaikan atas pencapaian luar biasa ini. Teruslah menjadi
inspirasi, Capt. Eddy!
******
Salam
Redaksi,.