Lahuhanbatu - Faktaliputan.com
Salah seorang warga Desa Sei Jawi-Jawi Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu berinisial EF yang juga merupakan pengepul sawit, mengaku kecewa terhadap tindakan oknum yang mengatasnamakan masyarakat atas pemortalan Jalan di simpang HSJ. Kamis (5/6/2025)
Istilah buah bawah menurut EF sering disebutkan kepada Tandanan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang berasal dari struktur tanah rawa atau gambut (Sebahagian Pangkatan, Negeri Lama, Ajamu sampai ke ujung Labuhanbatu atau Berombang).
EF mengaku salama menjadi pengepul sawit di wilayah tersebut, sering mengalami kesulitan menjual TBS masyarakat disebabkan mutu TBS buah bawah jauh dari mutu randemen yang diharapkan Pabrik Kepala Sawit (PKS) pada umumnya.
Ketergantungan petani sawit buah bawah terhadap PKS lokal yang selama ini menjadi tumpuan penjualan TBS masyarakat berpotensi mengalami gangguan produksi dengan adanya portal pembatas Jalan.
"Boleh kalian tanya seluruh toke sawit pengepul (red) mulai dari Negeri lama sampai Berombang, berani tidak mereka jujur kepada PKS diluar sana Selain PKS lokal (red) kalaw TBS yang mereka jual berasal dari buah bawah, kalaw tak dibungkus dipulangkan(red), bahkan kenderaan di blacklist, dan paling tidak potongan tonase akan diperbesar oleh pihak PKS"Tegas EF
"Selain kami (pengepul TBS), sudah dipastikan PKS lokal bakal mengalami kendala dan akan membatasi kuota pembelian TBS, disebabkan tidak lancarnya transportasi mereka mengeluarkan CPO (Crude Palm Oil)"lanjutnya
"Kalau sudah seperti itu, kemana mau kalian bawa sawit kalian itu, apa mau kalian rebus sendiri? dan sudah bisa dipastikan harga TBS buah bawah akan anjlok" keluhnya
"Masyarakat harus tahu, pemasangan portal itu sarat dengan kepentingan, itu di PT. H** sudah Jalan itu bisnisnya angkutan CPO(red), aku yakin dia mau buat juga di PT. HS* dan Se*p** dengan dalil Perda" Tutupnya
Indikasi kepentingan bisnis tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara Ketua salah satu Organisasi Masyarakat (Ormas) kepada beberapa tokoh masyarakat di simpang HSJ yang diabadikan dan di viralkan di salah satu akun media Sosial.
Dimana dalam video yang berdurasi 06.50 menit tersebut, jelas beberapa masyarakat menyebutkan bahwa pemasangan portal diduga didanai oleh oknum Anggota Dewan Komisi IV Inisial P.
"Terkait dengan adanya bisnis transportasi, contohnya tanki CPO (Counter) berkapasitas dibawah 8 ton, ingin bekerja sama dengan perusahaan, namun pihak perusahaan menolak. Itu dari pihak manajemen yang kami dapat informasinya" Sebut warga pada video
"Makanya dengan demikian, mereka menegakkan Perda itu tadi" Tegasnya
Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Daerah Waktu Indonesia Bergerak (DPD WIB) Labuhanbatu Halim Hasibuan berdasarakn hasil penelusuran dilapangan beserta team, membenarkan bahwa kultur tanah mulai Kecamatan Bilah Hilir sampai Kecamatan Panai Hilir didominasi lahan gambut.
"Hasil (TBS) kelapa sawit di lahan gambut umumnya lebih rendah randemennya dibandingkan di lahan mineral. Lahan gambut memiliki beberapa tantangan, seperti kandungan air yang tinggi, keasaman yang tinggi, yang dapat menurunkan kualitas sawit."Terang Halim
"Pabrik kelapa sawit mengalami beberapa kesulitan dalam mengolah Tandan Buah Segar (TBS) hasil lahan gambut dibandingkan dengan lahan mineral. Oleh sebab itu statemen toke sawit terkait potensi anjloknya harga TBS yang berasal dari daerah tersebut, sangat masuk akal" Tutupnya (Afridal)