Gelaran Perdana Yupi Speak Up di Delanggu dan Wonosari Klaten.
KLATEN-faktaliputan.com
Acara edukatif yang mengusung pesan anti-bullying dan merupakan kerjasama antara produsen permen Yupi dan sekolah- sekolah dasar di Indonesia ini, resmi diluncurkan di Delanggu dan Wonosari dalam rangkaian program "Yupi Speak Up" yang dimulai pada tanggal 10 Juni 2025. Kegiatan perdana di wilayah Klaten ini awalnya diselenggarakan di SDN 1 Ngreden Wonosari dan SDN 2 Delanggu dengan tujuan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, bebas dari tindakan intimidasi, serta menumbuhkan empati dan rasa saling menghargai sejak usia dini. Kolaborasi antara pihak produsen permen Yupi dan para pendidik di sekolah tersebut menjadi inspirasi bahwa sinergi lintas sektor dapat menghasilkan inovasi yang bermanfaat dalam dunia pendidikan (10/06/2025).
Acara dimulai dengan sambutan hangat dari perwakilan pihak Yupi dan kepala sekolah kedua institusi. Dalam sambutannya, pihak Yupi menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam mencegah dan mengatasi bullying. Pidato yang disampaikan dengan penuh semangat dan antusias ini mampu membuka ruang diskusi mengenai dampak negatif bullying terhadap psikologis anak dan menekankan bahwa setiap anak berhak mendapatkan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh dan berkembang.
Selain itu, para guru dan fasilitator dari Yupi memperkenalkan materi melalui pendekatan interaktif yang menghubungkan teori dengan praktek nyata, misalnya melalui permainan peran dan diskusi kelompok. Metode ini diharapkan tidak hanya memberikan pemahaman konseptual sederhana, tetapi juga mengukir pengalaman berharga yang akan selalu diingat oleh para siswa.
Damang salah seorang Leader dari Team Yupi Klaten mengatakan “Penggunaan metode interaktif terbukti tepat sasaran. Dalam sesi permainan peran, anak-anak ikut berpartisipasi aktif mengidentifikasi situasi bullying serta langkah-langkah yang perlu diambil jika menemui masalah serupa di sekolah. Diskusi kelompok pun membuka kesempatan bagi siswa untuk saling bertukar ide dan pengalaman, sehingga mereka belajar untuk menghargai pendapat teman-temannya. Kegiatan ini tidak hanya menanamkan pengetahuan, tetapi juga mendorong mereka untuk mengembangkan rasa keberanian dalam menghadapi dan melaporkan tindakan bullying kepada guru atau orang tua. Dengan demikian, para peserta tidak hanya memahami konsep anti-bullying, tetapi juga merasakan langsung betapa pentingnya berperan aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang harmonis.” terangnya
Lebih lanjut Damang mengatakan
“Keberhasilan acara perdana ini memberikan harapan besar bagi kelanjutan inisiatif sejenis di masa depan. Kesuksesan tersebut didorong oleh kemitraan erat antara Yupi dan berbagai sekolah dasar, yang bersama-sama menekankan nilai-nilai kejujuran, empati, dan keberanian. Atmosfer positif yang tercipta selama acara memberikan bukti bahwa dengan pendekatan yang tepat, pendidikan non-akademis seperti literasi emosi dan nilai moral juga dapat ditanamkan sejak dini. Dukungan penuh dari pihak sekolah dan antusiasme tinggi para siswa merupakan indikator bahwa untuk melawan bullying, kolaborasi antara dunia industri dan pendidikan sangat diperlukan.” jelasnya.
“Melihat dampak positif dari kegiatan di SDN 1 Ngreden dan SDN 2 Delanggu, panitia telah menyusun agenda lanjutan untuk hari berikutnya. Esok hari, kegiatan Yupi Speak Up akan kembali digelar dengan sesi pagi di SDN 2 Tegalgondo dan sesi siang di SDN 6 Delanggu. Jadwal yang padat ini menunjukkan komitmen para penyelenggara untuk menyebarkan pesan anti-bullying ke seluruh lingkungan sekolah. Melalui rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, diharapkan setiap sekolah dapat menguatkan budaya saling menghargai dan menyediakan ruang yang aman bagi semua siswa. Pendekatan ini dinilai sangat strategis mengingat tren peningkatan kasus bullying di beberapa sekolah yang membutuhkan respons cepat dan terstruktur dari berbagai pihak.” tutur Damang seusai kegiatan.
Selain sesi interaktif, “Acara ini juga menyisipkan cerita inspiratif yang disampaikan oleh para pendidik dan team edukasi Yupi. Cerita-cerita tersebut menggambarkan bagaimana keberanian dan empati telah mengubah dinamika hubungan antar siswa. Para pendidik menekankan bahwa setiap anak memiliki potensi luar biasa untuk menjadi agen perubahan di lingkungan sekitarnya. Narasi tersebut diharapkan dapat menumbuhkan motivasi bagi para siswa agar selalu siap mengambil tindakan bila terjadi perilaku bullying.’ imbuh Damang
Dirinya menegaskan “Pesan yang disampaikan juga mengajak para orang tua untuk lebih mengawasi dan mendampingi anak-anak mereka, sehingga setiap perubahan positif tidak hanya berhenti di sekolah, tetapi juga terus berlanjut di rumah.” ungkapnya.
“Tak hanya berfokus pada edukasi mengenai bullying, acara Yupi Speak Up juga memberikan ruang bagi para peserta untuk memahami pentingnya komunikasi dan kerja sama. Forum diskusi terbuka yang melibatkan perwakilan guru, siswa, dan team edukasi Yupi menyediakan wadah bagi seluruh pihak untuk menyuarakan aspirasi dan mencari solusi bersama. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata dari upaya pencegahan bullying yang bersifat proaktif, bukan reaktif. Dengan melibatkan semua elemen masyarakat, terutama di lingkungan sekolah, diharapkan nantinya setiap kasus bullying dapat ditangani secara optimal melalui sistem pendampingan yang terpadu.” pungkas Damang.
Secara keseluruhan, peluncuran perdana Yupi Speak Up di Delanggu menjadi momentum penting dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan di kalangan siswa. Kegiatan ini membuktikan bahwa edukasi tentang anti-bullying tidak harus kaku dan teoritis, melainkan dapat diintegrasikan ke dalam keseharian dengan cara yang menyenangkan, sederhana dan mudah dipahami.
Kerja sama antara produsen permen Yupi yang memiliki pendekatan kreatif dengan pihak sekolah yang peduli terhadap perkembangan karakter anak menghasilkan sebuah sinergi yang patut diapresiasi. Inisiatif seperti ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak sekolah di seluruh Indonesia untuk mengadopsi program serupa demi menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki hati yang penuh empati dan keberanian untuk melawan ketidakadilan.
Dengan semangat positif dan antusiasme yang tinggi, acara Yupi Speak Up diharapkan menjadi titik tolak perubahan yang besar dalam budaya sekolah. Langkah kecil yang dimulai dengan edukasi dan interaksi sederhana ini memiliki potensi besar untuk memberikan dampak jangka panjang bagi cara pandang dan perilaku anak-anak terhadap bullying. Harapan pun terpatri bahwa, jika semua komponen masyarakat, mulai dari produsen, pendidik, orang tua, hingga siswa, bekerja sama, lingkungan pendidikan Indonesia akan semakin aman, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang karakter anak secara holistik.
( Pitut Saputra )