RILIS PERS
Hari/Tanggal : Selasa/29 April 2025
Manggar, Diskominfo SP Beltim – Pemerintah Kabupaten Belitung Timur menargetkan prevalansi stunting Kabupaten pada 2025 ini berada di angka 17,3 persen. Target ini turun dari 2024 lalu yakni 14,00 persen.
Berdasarkan data terbaru Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPBGM), saat ini angka prevalansi stunting Kabupaten Beltim di angka 5,71 persen.
“Dari angka 5,71 itu, bersama-sama OPD terkait serta mitra mereka termasuk PKK bisa menurunkan angka stunting. Makin rendah-makin rendah dari tahun ke tahun di bawah target yang ditetapkan,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Beltim, Mathur Noviansyah usai Membuka Rapat Koordinasi dengan Berbagai Stakeholders dan Mitra Kerja dalam Rangka Evaluasi Penurunan Kasus Stunting, di Hotel Guest Manggar, Selasa (29/4/25).
Untuk menekan angka tersebut, OPD terkait yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupen Beltim tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Mitra kerja seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pemerintah desa serta pihak swasta juga mesti dilibatkan.
“Karena adanya pembatasan anggaran ini kita dituntut kreatif dan inovatif. Swata bantu lewat CSR dan Pemerintah Desa juga wajib mengalokasi APBDesnya untuk membantu penanangan stunting,” ujar Mathur yang mewakili Bupati Beltim, Kamarudin Muten .
Pemkab Beltim akan medukung dan menjalankan seluruh program pemerintah pusat dalam upaya penurunan stunting. Namun ditekankan Mathur semua itu tidak akan berjalan efektif tanpa adanya dukungan dari seluruh pihak.
“Karena objeknya adalah masyarakat maka peran serta masyarakat itu sangat penting dalam rangka mensukseskan program pemerintah,” tambah Mathur.
BKKBN Babel Minta Kabupaten Beltim Terapkan Program ‘Genting’
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fazar Supriadi Sentosa mengungkapkan Program Pengentasan Stunting yang digagas BKKBN sangat banyak. Namun yang tepat untuk daerah Babel adalah Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Program Genting merupakan bagian dari upaya percepatan penurunan stunting, sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021. Di mana BKKBN sebagai koordinator utama. Program ini bertujuan untuk memberikan intervensi strategis, terarah, dan tepat sasaran kepada keluarga berisiko stunting.
Genting merupakan gerakan bantuan bagi keluarga berisiko stunting, melalui kepedulian para pihak sebagai orang tua asuh menjadi bagian dari upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
“Ini Program quick win dari pak menteri (Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga RI, Wihaji). Program ini yang sekarang kita galakkan,” kata Fazar usai memberikan presentasi dalam Rapat Koordinasi dengan Berbagai Stakeholders dan Mitra Kerja dalam Rangka Evaluasi Penurunan Kasus Stunting, di Hotel Guest Manggar, Selasa (29/4/25).
Program ini menurut Fazar merupakan pengembangan dari Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Di mana pendampingan dilakukan selama tiga bulan.
“Sekarang ini dikembangkan anak dan ibu menyusui dan ibu hamil selama dua tahun,” tambah Fazar.
Program Genting ini dinilainya lebih tepat sasaran. Mengingat program akan langsung menuju bayi dan anak yang menderita stunting.
Melalui kegiatan Genting ini diharapkan agar balita berisiko stunting mendapatkan bantuan untuk peningkatan gizi, dan kesehatan serta keluarga yang memiliki balita berisiko stunting mendapatkan edukasi, dan bantuan lainnya untuk pemberdayaan keluarga dimana kegiatan ini akan diprioritaskan kepada keluarga miskin berisiko stunting.
“Anak yang stunting kita tanggulangin, kita kasih makanan bergizi. Ibu hamil yang tidak mampu kita kasih makanan bergizi. Terus juga anak-anak remaja juga butuh pengetahuan supaya makan bergizi dan pola hidup sehat,” ujar Fazar. @2!